Minggu, 04 Juli 2021

 

 

 

  

ARTIKEL REFLEKSI MODUL 3.3.

PENGELOLAAN PROGRAM  YANG BERDAMPAK PADA MURID




PGP Angkatan 1 Kota Ambon Natalia Batmanlusy- Aksi Nyata-Modul 3

 

LATAR BELAKANG

SMP Angkasa merupakan sekolah milik Yayasan Ardyagarini yang berada pada komplek TNI Angkatan Udara Pattimura Ambon, memiliki luas wilayah yang cukup namun tergabung satu wilayah Bersama Sekolah Menengah Atas Angkasa yang juga milik Yayasan. Lingkungannya yang nyaman aman dan jauh dari perumahan penduduk dan hiruk pikuk kendaraan, sangat baik untuk melangsungkan pembelajaran, karena bebas dari folusi udara.




Pada dasarnya sekolah Angkasa menampung anak-anak dari beberapa wilayah sekitar seperti dari Allang, Hatu, Laha, Tawiri hingga wilayah sekitar Hative Besar karena keterjangkauan yang dapat menghemat transportasi, serta memiliki program unggulan yang diadakan tiap tahunnya seperti AMSO dan Angkasa Ekspo, hal tersebut yang merupakan salah satu ketertarikan orang tua menyekolahkan anak mereka di sini.

Selain itu, SMP Angkasa berada didalam komplek TNI AU Pattimura  hingga jauh dari yang namanya tauran, karena kesiapan Bapak-bapak TNI AU yang selalu menjaga keamanan sekolah hingga menambah rasa aman bagi anak anak mereka disini, yang  tersebut yang membuat peningkatan jumlah pelajar setiap tahunnya.

 

Selama berpuluh tahun lamanya, SMP Angkasa dan SMA Angkasa berbagi ruang kelas yang dilakukan dalam bentuk sif untuk proses pagi dan siang hari yang berlangsung seminggu sekali, namun pada tahun 2020 sudah dilakukan pemisahan wilayah kerja beserta ruang yang mengakibatkan kami mengalami kendala keterbatasan pada ruang belajar, dengan demikian kebijakan yang diambil untuk mengantisipasi masalah ini adalah kami melihat aset yang ada dan pergunakan semaksimal mungkin dengan cara menampung dua rombongan belajar pada satu ruang yang sama salah satu contoh yakni kelas 71 menempati ruang yang sama dengan 81.

Hal demikian yang membuat ketertarikan saya sebagai calon Guru penggerak untuk dapat menata dan berusaha membuat rasa nyaman itu ada dalam kelas yang ditempati 2 rombongan belajar dengan berupaya menimalisir hal-hal tidak diinginkan yang dapat timbul dari peserta didik seperti rasa kurang memiliki ruangan belajar, kebersihan yang tidak terjaga, tidak adanya minat anak dalam pemeliharaan aset dan kebersamaaan serta tenggang rasa menjadi prioritas saya untuk membuat program yang berdampak pada murid agar dapat menjaga keharmonisan dalam kelas sampai pada lingkup sekolah. Dengan demikian saya mencoba membuat satu terobosan baru agar dapat meminalisir hal-hal yang tidak diinginkan tadi.

Hal pertama yang memotivasi saya untuk dapat memupuk persaudaraan dan rasa memiiliki serta saling menjaga aset yang dimiliki bersama adalah dengan memaknai dan mengadopsi budaya Maluku yakni pela dan gandong karena budaya Maluku ini dapat mempersatukan 2 wilayah berbeda suku, hingga agama dalam satu ikatan persaudaraan yang kuat yakni Pela Gandong.  

Saya sangat merasa optimis dengan mengadopsi makna budaya pela gandong tersebut masuk ke sekolah, karena akan tercipta kerukunan, saling memiliki, menghargai mengasihi satu dengan yang lain dengan semboyan “satu gandong satu suku satu bahasa, pela gandong, potong di kuku rasa di daging, itulah hidup orang basudara laeng sayang laeng”.

Dengan berpikir berbasis aset, maka dirancanglah sebuah program yang diharapkan dapat mengedukasi peserta didik meningkatkan kesadaran dalam menjaga keharmonisan serta kelestarian dan memupuk persaudaraan dimulai dari lingkunagn yang terkecil yakni di kelas maupun di sekolah dan dapat meluas ke masyarakat dengan mengangkat judul “Pela Antar Kelas Pada SMP Angkasa Pattimura Ambon”.

 

 

TUJUAN PROGRAM

 Program Pela Antar Kelas Pada SMP Angkasa Pattimura Ambon di rancang dengan mengadopsi aset budaya Maluku yakni pela dan gandong dengan tujuan  memupuk persaudaraan dan rasa memiliki serta saling menjaga aset bersama oleh  peserta didik baik di lingkungan kelas maupun sekolah agar tercipta keharmonisan dan rasa aman serta nyaman.

 

MANFAAT  PROGRAM

Melalui program ini diharpkan dapat :

Ø  Peserta didik;

Mengedukasi peserta didik menumbuhkan karakter baik yang diharapkan bersama yakni tumbuhnya tenggang rasa, saling tolong menolong,  hormat menghormati, serta rasa memiliki dalam menjaga aset yang dimiliki bersama yang ditanamkan sejak dini.

Ø  Kepala Sekolah

Dapat memberikan ruang dan dukungan bagi seluruh warga sekolah untuk dapat memanfaatkan serta menjaga aset bersama yang ada di sekolah dalam peningkatan kualitas Pendidikan ke arah yang lebih baik.

Ø  Orang Tua

Memberikan kesempatan bagi anak agar dapat berkarya dengan rasa saling menghargai satu dengan yang lain.

 

IMPLEMENTASI PROGRAM

1.       Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan survey dan koordinasi dengan pemangku kepentingan untuk menjelaskan program sekolah edukasi Pela antar kelas pada SMP Angkasa Pattimura Ambon

( waktu pelaksanaan  Rabu, 9 Juni 2021)

 

2.       Tahap Pelaksanaan pada 29 Juni 2021 dengan rincian sebagai berikut;

*    Pelaksanaan program ini dimulai dengan kegiatan sosialisasi yang dilakukan bertahap yakni kepada ;

-       Guru, yang dilaksanakan di ruang guru pada  hari Kamis, 10 Juni 2021,

-       Peserta didik yang dilaksanakan pada hari Senin, 14 Juni 2021, bertempat di ruang Osis SMP Angkasa Pattimura Ambon.

-       Orang tua serta komite sekolah, berlangsung pada hari, Rabu 16 Juni 2021

 

*    Membentuk panitia kecil yang terdiri dari pengurus OSIS, guru dan perwakilan tiap kelas

*    Rapat panitia dan perwakilan kelas dalam membuat kesepakatan pela antar kelas pada SMP Angkasa Pattimura, sekaligus penentuan waktu penyelenggaraan yang dilaksanakan pada hari Jumat, 18 Juni 2021.

*    Tahapan kegiatan dimulai dengan persiapan yakni penataan lokasi, menyertakan Saniri negeri Tawiri sebagai pelatih dan pengarah acara serta pembuatan batu prasasti pencanangan pela antar kelas dengan bantuan dana dari sekolah serta swadaya orang tua hingga terlaksananya Pencanangan Program Pela Antar Kelas yang diselenggarakan pada tanggal 29 Juni 2021 dihalaman sekolah SMP Angkasa Pattimura Ambon.

3.       Tahapan Monitoring dan Evaluasi

·     Monitoring dilakukan pada setiap hari proses di sekolah sesuai kesepakatan bersama yang melibatkan peserta didik.

·     Evaluasi dilakukan dua kali dalam sebulan yang melibatkan guru dan kepala sekolah

·     Pelaksanaan program pela antar kelas yang dilakukan pada tanggal 29 Juni 2021 merupakan waktu pencanangan dan ditetapkan sebagai program sekolah dengan tetap melakukan monev secara berkala sesuai kesepakatan agar berlangsung baik sesuai harapan serta akan dilakukan panas pela setiap 3 tahun sekali.

 

4.       Tahap Pelaporan

Pelaporan kegiatan ini dilakukan oleh TIM yang terdiri dari pengurus OSIS serta perwakilan tiap kelas kepada guru (CGP dan Pembina OSIS) dan kepala sekolah

 

 

 

DOKUMENTASI AKSI NYATA

 

Tahap Pengimbasan

 

a.     Koordinasi Dengan Pemangku Jabatan Serta Sosialisai Program Kepada Guru,

Peserta Didik Dan Orang Tua

 

b.     Pembentukan Panitia Kecil Penyelenggaraan Kegiatan Serta Penetapan Kesepakatan Bersama.

 

Tahap Persiapan

 

a.     Pembersihan Lingkungan Sekolah Dan Pembuatan Tempat Batu Prasasti

 

 

b.     Melatih Penari Lenso Dan Cakalele

 

 

TAHAP PELAKSANAAN

 

a.     Pembukaan

 

 

b.     Penyambutan Saudara Pela Dengan Tarian Lenso Dan Cakalele

 

c.     Penandatangan Prasasti Pencanagan Pela Antar Kelas Oleh Kepala Sekolah, Serta

Penandatagan Kesepakatan Bersama Secara Simbolis

 

d.     Penandatangan MOU

 

 

 

 

e.     Sepatah Dua Kata Dari Kepala Sekolah, Komite Dan Pendamping CGP

 

RAMAH TAMAH

Makan Patita Bersama Seluruh Warga Sekolah Beserta Undangan

 

 

 

 

PERISTIWA

 

Apa program yang dibuat?

 

Pela Antar Kelas Pada SMP Angkasa Pattimura Ambon

 

 Apakah ada perubahan rencana dalam menjalankan program tersebut?

 

 Tidak terdapat perubahan rencana pelaksanaan karena semua aset berasal dari sekolah

 

Apakah terdapat tantangan atau kesulitan dalam menjalankan program tersebut?

Tantangan ;

1.     Pada pelaksanaan kegiatan ini sedikit mengalami kendala dengan adanya rutinitas para guru di akhir semester pembelajaran dalam rangka pembagian laporan pendidikan hingga menyebabkan volume kerja sama para guru kurang maksimal,

2.     Pada masa pandemi covid 19 yang melarang adanya kerumunan dalam jumlah besar, maka kegiatan ini dibuat secara internal dan dengan waktu pelaksanaan yang tidak terlalu lama.

3.     Pelaksanaan kegiatan bertempat di halaman sekolah yang bertepatan dengan musim penghujan hingga mengakibatkan kegiatan tidak sesuai rencana karena disesuaikan dengan halaman sekolah yang tidak tergenang air

 

 

 

 

Apa hasilnya dari program tersebut?

 

Hasilnya, dapat melatih peserta didik untuk ;

 

§  Mampu berkreatifitas menggunakan aset yang dimiliki

§  Menggunakan kekuatan atau potensi komunitas untuk mencapai sebuah tujuan

§  Menumbuhkan karakter baik yakni tumbuhnya tenggang rasa, saling tolong menolong,  hormat menghormati, serta rasa memiliki dalam menjaga aset Bersama, bertanggung jawab,   kolaborasi, komunikasi yang dipupuk sejak dini

 

PERASAAN

 

Apa yang dirasakan saat membuat rancangan program tersebut?

 

Saat terpikirkan untuk membuat rancangan program ini, ada rasa optimis, karena program ini dirancang dan diangkat berdasarkan aset yang dimiliki oleh budaya Maluku yang dapat sudah terbukti dapat mempersatuakan perbedaan menjaga persatuan dan saling menghormati satu dengan yang lain.

Pembelajaran baik dari budaya Maluku ini saya adopsi masuk ke sekolah dengan tujuan dapat  mengedukasi peserta didik  dalam penumbuhan karakter baik yang ditanamkan sejak dini.

 

 Apa yang dirasakan saat menjalankan rancangan program tersebut?

 

Saya pribadi sangat bersyukur dan terharu karena kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Banyak sekali dukungan baik moril maupun matrial, dari berbagai pihak seperti guru mata pelajaran Prakarya dan seni yang melatih peserta didik (menari lenso) dalam menyukseskan acara, dukungan kepala sekolah dengan mendorong dan memberi sumbangsih pikiran dan dana dari sekolah, juga dukungan para orang tua mulai dari saniri negeri Tawiri yang melatih proses kegiatan Pela sampai melatih penari cakalele yang merupakan pendukung acara, serta orang tua yang rela berkorban secara matrial dengan menyumbangkan berbagai aneka makanan asli Maluku untuk acara makan patita bersama.  Hal ini merupakan sesuatu yang tidak pernah saya pikirkan akan terjadi, namun saya bersyukur buat Tuhan, karena program ini dapat terlaksana dengan baik tanpa hambatan yang berarti.

 

PEMBELAJARAN

 

Apa yang dipelajari dalam menerapkan program ini?

 

Pelajaran berharga yang saya dapatkan dalam menerapkan program Pela Antar Kelas Pada SMP Angkasa Pattimura ini adalah :

1.      Bagaimana guru dapat memberikan kepercayaan kepada peserta didik untuk terlibat secara langsung dalam program sekolah, maka dengan sendirinya guru akan melihat bagaimana peserta didik menunjukan kreatifitas mereka, semangat dan rasa tanggung jawab yang besar untuk menjalankan program tersebut

2.      Semua program memiliki resikonya masing-masing, maka segala  resiko dari menjalankan program ini wajib diketahui untuk dibahas bersama dan dibicarakan dalam pertemuan yang sudah di sepakati bersama demi menjaga kelestarian dari budaya positif  serta penumbuhan karakter baik sesuai yang diharapkan.

3.      Program pela antar kelas pada SMP Angkasa Pattimura merupakan penanaman karakter baik bagi peserta didik yang diangkat dari budaya Maluku yang diadopsi masuk ke sekolah untuk mengedukasi peserta didik  dalam penumbuhan karakter baik yang ditanamkan sejak dini.

 

Apa kunci pentingnya agar program yang Bapak Ibu kerjakan berhasil?

 

·     Keberhasilan terbesar dari sebuah program adalah dengan melihat dan menggunakan aset yang yang dimiliki

·     Melibatkan peserta didik secara langsung dapat memotivasi mereka agar belajar bertanggungjawab melakukan tugasnya sejak dini

·     Pembentukan karakter baik bagi peserta didik yang ditumbuhkan sejak dini

 

PENERAPAN

 

Apa yang perlu diperbaiki jika ingin mengerjakan program baru?

 

Jika ingin mengerjakan program baru maka yang perlu diperbaiki adalah memetakan kekuatan atau poitensi yang ada / telah dimiliki oleh sekolah, dan program yang dirancangan haruslah berdampak pada peserta didik agar berprofil pelajar pancasila

Manajemen resiko wajib diperhatikan karena merupakan hal yang penting dalam menjalankan sebuah program sehingga menekankan kerugian atau dampak negative bahkan mungkin meniadakan kerugian tersebut.

 

Apa saran yang dapat dibagikan kepada rekan guru dalam mengaplikasikan program yang serupa?

Saran saya untuk rekan guru dalam mengaplikasikan program yang berdampak pada murid adalah memetakan setiap kekuatan yang dimiliki sekolah, mengembangkan potensi peserta didik untuk dilibatkan secara langsung dalam program sekolah, memperhatikan managemen resiko bagi setiap program yang dirancang serta program yang dirancang hendaknya berdampak pada peserta didik.

Yang terpenting dalam penerapan program yang berdampak pada peserta didik dan melibatkan banyak pihak, perlu adanya  dukungan dan Kerjasama sama warga sekolah agar tercipta apa yang diharpakan, karena program ini dibuat untuk mengedukasi peserta didik kita dalam menumbuhkan karakter baik sejak dini yang dapat menciptakan generasi Pancasilais cinta tanah air dan bangsa serta dapat menjaga keutuhan negara tercinta Indonesia.

 

***Sayonara… Sampai Berjumpa Pula***

         ARTIKEL REFLEKSI MODUL 3.3. PENGELOLAAN PROGRAM   YANG BERDAMPAK PADA MURID P...